PT Indospring Tbk (INDS), produsen per keong dan per daun mencatatkan peningkatan pendapatan tertinggi hingga 44% menjadi Rp 307,6 miliar. Kenaikan ini lebih besar dibandingkan emiten sejenis, yakni PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Astra Otopart Tbk (AUTO).
Pendapatan Indospring berasal dari penjualan leaf spring sebesar Rp 277 miliar, coil spring Rp 25,8 miliar, dan flat bar Rp 3,7 miliar, serta pihak ketiga yang berelasi sebesar Rp 984 juta.
Kontribusi penjualan di atas 10% di antaranya dari PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors sebesar Rp 87 miliar, PT Sinar Indra Nusa Jaya Rp 81,6 miliar, dan Mitsubishi Steel Mfg. Co.Ltd Jepang sebesar Rp 61,6 miliar.
Pendapatan Indospring memang naik cukup tinggi, namun laba kotornya juga meningkat tajam hingga 120%. Hal ini dapat dijelaskan oleh peningkatan biaya bahan baku yang kontribusinya mencapai 50% dari pendapatan, hanya meningkat 29% dari tahun sebelumnya. Hasilnya, margin kotor Indospring tercatat sebesar 22%.
Laba usaha meningkat tertinggi hingga 206%, yaitu dari Rp 15,9 miliar menjadi Rp 48,8 miliar. Walaupun beban usaha meningkat 31% yang dikontribusikan oleh biaya promosi dan pengiriman. Tapi akibat meningkatnya beban bunga dan keuntungan selisih kurs yang berkurang signifikan, laba bersih Indospring hanya meningkat 113% menjadi Rp 35,3 miliar atau di bawah kenaikan laba usahanya.
Pada perdagangan Senin, harga saham Indospring turun 1,8% menjadi Rp 11.000 dibandingkan penutupan perdagangan Jumat, pekan lalu.
Emiten komponen otomotif lainnya, Astra Otopart mencatat penurunan laba usaha yang signifikan sebesar 22%. Hal ini disebabkan beban usaha yang meningkat. Yaitu pada beban iklan dan promosi yang meningkat hingga 253%, dari Rp 13 miliar pada kuartal I 2010 menjadi Rp 47 miliar pada kuartal I 2011. Kemudian beban gaji juga meningkat hingga 35%, turut menyumbang pada peningkatan beban usaha sehingga Astra Otopart mencatatkan penurunan laba usaha.
Robby Sani, Direktur Astra Otoparts, mengatakan pada kuartal I laba usaha perseroan turun akibat dari kenaikan beban usaha seperti untuk branding dan awareness. Hal itu dilakukan agar perseroan bisa tetap eksis di industri komponen otomotif nasional.
Investasi pada perusahaan asosiasi membuahkan hasil yang meningkat hingga 9%. Pendapatannya dari perusahaan asosiasi yang berkontribusi hingga 195% dari laba usaha Astra Otopart, menjadikan laba bersih hanya mengalami penurunan 7% dengan margin bersih hingga 14%. Margin bersih Astra Otopart tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan Indospring maupun Selamat Sempurna.
Pendapatan original equipment manucfuring Astra Otopart terbesar dari Astra Honda Motor yang berkontribusi hingga 66%. Sementara pendapatan dari perusahaan asosiasi, terbesar dikontribusi oleh Aisin Indonesia sebesar 14,73%.
Pendapatan Selamat Sempurna meningkat 13% dari tahun sebelumnya, dengan kontributor terbesar adalah dari penjualan filter atau penyaring hingga 75% dari total pendapatan. Dengan beban produksi yang meningkat hanya 10%, menjadikan laba kotor meningkat hingga 24% dan margin kotor mencapai 25%. Biaya bahan baku yang berkontribusi 60% dari pendapatan, hanya meningkat 16%.
Margin kotor Selamat Sempurna tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan dua emiten lainnya.
Pendapatan Selamat Sempurna terbesar dari ekspor hingga 74%, dengan negara tujuan ekspor terbesar ke Amerika Serikat. Laba usaha meningkat 32% dikarenakan beban usaha yang meningkat hanya 12%, dikontribusi oleh biaya promosi dan gaji.
Akibat pendapatan derivatif yang signifikan, sehingga mengurangi beban bunga dan kerugian selisih kurs, menjadikan beban lain-lain Selamat Sempurna berkurang 27%. Kemudian laba bersih meningkat hingga 35% menjadi Rp 51,9 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar