Kamis, 05 Mei 2011

KUASI-REORGANISASI

AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI
Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraph standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan paragraf-paragraf penjelasan dan panduan implementasi yang dicetak dengan huruf biasa. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items).
PENDAHULUAN
1. Kerugian berulang atau kerugian besar yang diderita suatu perusahaan bisa menyebabkan timbulnya saldo laba negatif atau defisit. Perusahaan yang dalam kondisi defisit mungkin akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan operasional dan dalam pendanaan operasinya. Kreditur, investor, dan pemasok bahan baku mungkin memandang perusahaan semacam ini memiliki risiko yang tinggi sehingga cenderung menghindarinya. Hal yang lebih buruk bila defisit yang terj adi menyebabkan perusahaan melanggar persyaratan perjanjian kredit (debt covenant) tertentu, misalnya yang mengharuskan perusahaan mempertahankan saldo laba positif, sehingga diwaj ibkan segera membayar kewajibannya. Hal-hal semacam ini bisa mendorong perusahaan ke arah kebangkrutan, meskipun mungkin dari segi prospek bisnis, perusahaan masih memiliki peluang untuk hidup dan berkembang pada masa mendatang.
2. Kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya. Dengan ini diharapkan perusahaan
bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit
3 Kuasi-reorganisasi hanya boleh dilakukan bila terdapat keyakinan yang cukup bahwa setelah kuasi-reorganisasi perusahaan akan bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern) dan berkembang dengan baik. Hal ini bisa dicapai bila perusahaan, meski defisit disebabkan operasi di masa lalu, masih memiliki prospek baik di masa mendatang. Prospek ini bisa timbul dari pengembangan produk dan pasar baru, masuknya grup manajemen baru, atau adanya peningkatan kondisi perekonomian yang dapat mendorong peningkatan basil operasi.
4. Kiiasi-reorganisasi (quasi-reorganisation) dibedakan dengan true-reorganisation, atau yang lazim disebut corporate restructuring, dalam hal keberadaan arus dana secara nyata. Dalam true-reorganisation ada kemungkinan untuk mengubah kewajiban menjadi ekuitas, mengubah tanggal jatuh tempo dan tingkat bunga kewajiban, mengurangi tunggakan bunga atau menunda pembayarannya, mengubah golongan saham, atau menyuntikkan dana segar dalam wujud modal saham dan/atau kewajiban. Dalam kuasi-reorganisasi arus dana yang nyata seperti itu tidak ada , yang ada adalah penilaian kembali seluruh aktiva dan kewaj iban pada nilai waj amya dan penghapusan defisit ke tambahan modal disetor dan modal saham. Karena itu reorganisasi semacam ini disebut kuasi-reorganisasi atau reorganisasi semu. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan defisit dan menampilkan aktiva dan kewajiban pada nilai sekarang.
5. Kuasi-reorganisasi bisa berdiri sendiri atau dibarengi dengan corporate restructuring, dengan masuknya investor
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51 (Revisi 2003)
51.2
baru. Sebagai contoh, apabila dalam suatu kuasi-reorganisasi yang pada akhimya pos tambahan modal disetor dan modal saham tidak mampu menyerap defisit, maka true-reorganisation dengan jalan menambah modal disetor hares dilakukan.
TUJUAN
6. Pemyataan ini bertuj uan mengatur perlakuan akuntansi untuk kuasi-reorganisasi yang dilakukan oleh perusahaan.
RUANG LINGKUP
7. Pernyataan ini berlaku bagi setiap perusahaan yang melakukan kuasi-reorganisasi.
8. Pernyataan ini menggantikan ketentuan dalam paragraf 43 tentang reorganisasi dalam PSAK No. 21 Akuntansi Ekuitas tahun 1994.
Definisi
9. Pengertian dari istilah-istilah di bawah ini harus dipahami dalam kaitannya dengan pernyataan standar ini.
Kuasi-reortanisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata (true reorganisation atau corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba negatif atau defisit.
Defisit adalah saldo laba negatif, yaitu jumlah akumulasi laba bersih sampai dengan periode berjalan bersaldo negatif. Dalam pernyataan ini defisit diartikan defisit dalam saldo laba.
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51 (Revisi 2003)
51.3
Tambahan modal disetor adalah seluruh dana yang diperoleh perusahaan dari transaksi modal, selain modal saham yang dicatat sebesar nilai nominal. Agio saham (paid in capital in excess of par) dan selisih harga jual kembali treasury stock dari harga perolehannya (paid in capital from treasury stock) merupakan contoh dari tambahan modal disetor.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Persyaratan Kuasi-Reorganisasi
10. Kuasi-reorganisasi bukan sekedar cara untuk menampilkan posisi keuangan yang lebih baik dengan cara penghapusan (eliminasi) defisit. Kuasi-reorganisasi merupakan cara untuk menyelamatkan perusahaan yang terbebani dengan saldo laba negatifyang material, sementara perusahaan tersebut sesungguhnya memiliki prospek usaha yang baik.
11. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk melakukan kuasi-reorganisasi adalah:
(a) perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material;
(b) perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan;
(c) saldo laba setelah proses kuasi-reorganisasi harus nol; dan
(d) tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51(Revisi 2003)
51.4
Penilaian Kembali Aktiva dan Kewajiban
12. Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting reorganisation method). Dalam metode ini aktiva dan kewajiban dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Saldo laba negatif dieliminasi sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 18.
13. Dalam melakukan kuasi-reorganisasi, aktiva dan kewajiban harus dinilai kembali dengan nilai wajar. Proses penilaian kembali aktiva dan kewajiban ini dapat menghasilkan aktiva bersih yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai tercatat sebelum penilaian kembali.
14. Nilai wajar aktiva dan kewajiban ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nlai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aktiva sejenis dan tehnik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Contoh teknik penilaian tersebut antara lain meliputi:
(a) nlai sekarang (present value) atau arus kas diskontoan (discounted cash flow) dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi;
(b) model penentuan harga opsi (option-pricing models);
(c) penentuan harga matriks (matrix pricing) yaitu penilaian yang menggunakan matrik dengan mengacu pada harga pasar yang berlaku; dan
(d) analisisfundamental (fundamental analysis).
15. Selisih antara nilai wajar aktiva dan kewajiban dengan nilai bukunya diakui atau dicatat pada akun
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51 (Revisi2003)
51.5
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51 (Revisi 2003)
selisih penilaian aktiva dan kewajiban. Akun ini akan menambah defisit bila terjadi penurunan nilai aktiva bersih setelah proses penilaian pada nilai wajar. Bila proses penilaian tersebut menyebabkan kenaikan aktiva bersih, akun selisih penilaian aktiva dan kewajiban akan digunakan untuk menutup saldo laba negatif.
16. Selisih penilaian aktiva dan kewajiban digabung dengan selisih revaluasi aktiva tetap (jika ada) sebelum digunakan untuk mengeliminasi atau menambah defisit. Karen a pada dasarnya selisih revaluasi aktiva tetap dengan selisih penilaian aktiva dan kewajiban adalah sama.
Urutan Pengeliminasian Saldo Laba Negatif
17. Setelah dilakukan penilaian kembali atas aktiva dan kewajiban, langkah selanjutnya adalah proses pengeliminasian saldo laba negatif.
18. Pengeliminasian saldo laba negatif dilakukan terhadap akun-akun ekuitas dibawah ini dengan urutan prioritas sebagai berikut:
(a) cadangan umum (legal reserve);
(b) cadangan khusus;
(c) selisih penilaian aktiva dan kewajiban (termasuk didalamnya selisih revaluasi aktiva tetap) dan selisih penilaian yang sejenisnya (misalnya selisih penilaian efek tersedia untuk dijual, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/ perusahaan asosiasi dan pendapatan komprehensif lain);
(d) tambahan modal disetor dan yang sejenisnya (misalnya selisih kurs setoran modal);
(e) modal saham.
51.6
19. Apabila selisih penilaian aktiva dan kewajiban digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negatif maka jumlah yang digunakan untuk menutup defisit tersebut hanya sampai saldo laba menjadi nol. Selanjutnya jika masih terdapat saldo selisih penilaian aktiva dan kewajiban setelah digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negatif, maka saldo tersebut tetap disajikan sebagai selisih penilaian aktiva dan kewajiban di kelompok akun ekuitas.
20. Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tetap diperlakukan seperti yang diatur dalam PSAK 38.
21. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan yang timbul dalam konsolidasi entitas asing dalam laporan keuangan konsolidasian bukan merupakan unsur ekuitas yang dapat dieliminasi dengan saldo laba negatif.
PENGUNGKAPAN
22. Perusahaan harus menyusun neraca per tanggal kuasi-reorganisasi. Neraca ini harus dibandingkan dengan neraca akhir periode sebelum periode kuasi-reorganisasi dilakukan.
23. Sebagai contoh, jika kuasi-reorganisasi dilakukan 15 Agustus 20X3 dan tahun buku perusahaan berakhir 31 Desember, maka komparasi harus memuat neraca per 31 Desember 2002 dan neraca per tanggal 15 Agustus 20X3.Neraca per 15 Agustus 20X3 berarti telah menyaj ikan aktiva dan kewajiban pada nilai wajar serta saldo laba dengan nilai 0 (nol).
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51 (Revisi 2003)
51.7
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi PSAK No. 51(Revisi 2003)
24. Untuk laporan keuangan tahunan, laporan keuangan harus menyajikan neraca akhir periode sebelum kuasi-reorganisasi, neraca per tanggal kuasi-reorganisasi dan neraca akhir periode terakhir.
25. Perusahaan yang melakukan kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan hal-hal berikut:
(a) alasan perusahaan melakukan kuasi-reorganisasi;
(b) status going concern perusahaan dan rencana manajemen dan pemegang saham setelah kuasi-reorganisasi yang menggambarkan prospek usaha di masa mendatang;
(c) jumlah saldo laba negatif yang dieliminasi dalam neraca dan jumlah tersebut disajikan selama tiga tahun berturut-turut sejak kuasi-reorganisasi;
(d) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk menilai aktiva dan kewajiban pada saat dilakukan kuasi-reorganisasi;
(e) rincian dari jumlah yang membentuk akun selisih penilaian aktiva dan kewajiban sebelum digunakan untuk mengeliminasi defisit;dan
(f) keterangan tentang tanggal terjadinya kuasi-reorganisasi pada akun saldo laba dalam neraca untuk jangka waktu 10 tahun ke depan sejak kuasi-reorganisasi.
TANGGAL EFEKTIF
26. Pernyataan ini berlaku efektif untuk kuasi-reorganisasi yang terjadi setelah tanggal 10 Desember 2003. Penerapan lebih dini dianjurkan untuk laporan keuangan yang periode pelaporannya berakhir setelah Pernyataan ini disahkan.
51.8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar